Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa
yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja
dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan
usahanya atau kiprahnya. Seseorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha
selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Etimologi kata wirausaha
adalah berasal dari kata “wira” dan “usaha”. “Wira” berarti pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Kata
“wira” juga digunakan dalam kata “perwira”. Sedangkan “usaha” berarti
“perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan”. Jadi, secara etimologis/harfiah,
wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang melakukan perbuatan untuk mencapai
sebuah tujuan.
Wirausahawan
adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan
dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya,
serta mengatur permodalan operasinya. Seorang wirausahawan memiliki berbagai
macam ciri yang dapat terlihat pada kegiatannya sehari hari. Diantara kegiatannya
tersebut adalah kedisiplinan. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang
wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin
itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan
pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan
terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan
terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
Sifat
dan perilaku selanjutnya yang harus dimiliki seorang wirausahawan adalah mereka
harus memliki suatu komitmen yang tinggi. Komitmen adalah kesepakatan mengenai
sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun
orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
komimten yang jelas, terarah dan bersifat progressif (berorientasi pada
kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan
mengidentifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam
hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama
konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen,
kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, problem
solving bagi masalah konsumen, dan sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh
menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik (goodwill) di
mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan
dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya
tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
Sifat
dan perilaku yang harus dimiliki wirausahawan yang lainnya adalah jujur dalam
setiap hal yang dilakukannya. Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang
dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat
kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang
ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai
pelayanan purna jual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan
yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan. Wirausahawan dunia modern muncul pertama
kali di Inggris pada masa revolusi pada akhir abad ke 18. Kunci penting seorang
wirausahawan adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan
kreativitas. Karakteristik Wirausahawan Menurut Mc Clellan diantaranya adalah keinginan
untuk berprestasi. Seorang wirausahawan harus memiliki keinginan yang kuat
dalam mewujudkan hasratnya. Salah saru hasrat yang tentunya diinginkan oleh
semua orang adalah prestasi yang dapat dibanggakan. Keinginan yang kuat untuk
mewujudkan prestasinya tersebut dapat memunculkan berbagai macam ide yang
nantinya dapat berguna pada usaha dari wirausahawan tersebut. Karakteristik
selanjutnya adalah keinginan untuk bertanggung jawab. Tentu dengan semakin
majunya usaha yang dirintis oleh seorang wirausaha berbanding lurus dengan
tingginya tingkat tanggung jawab yang harus diemban oleh wirausahawan tersebut.
Tingkat tanggung jawab yang tinggi nantinya akan membuat seorang wirausahawan
menjadi lebih percaya diri dalam mengambil suatu keputusan yang sulit.
Tiga
kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut McClelland yaitu Kebutuhan untuk
berprestasi (nAch). n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi, Karyawan perlu mendapat umpan balik
dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut. Kebutuhan
untuk berafiliasi (n Afil), individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi
(Anggota) yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan
interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang
memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku
karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi. Kebutuhan untuk berkuasa (n
Pow), kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana
orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk
ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.
Sumber-sumber
gagasan dalam identifikasi peluang usaha diantaranya adalah konsumen. Wirausahawan
harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen atau memberi
kesempatan kepada konsumen untuk mengungkapkan keinginan mereka. Perusahaan yang
sudah ada yaitu wirausahawan harus selalu memperhatikan dan mengevaluasi produk
atau jasa ayng ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada dan kemudian mencari
cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada sehingga dapat membentuk
peluang baru. Saluran distribusi merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik
karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar. Pemerintah merupakan sumber
pengembangan gagasan baru dengan dua cara yaitu melalui dokumen ha-hak paten
yang memungkinkan pengembangan suatu produk baru dan melalui peraturan
pemerintah terhadap dunia usaha yang memungkinkan menculnya suatu gagasan
tentang usaha baru. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu kegiatan yang
sering menemukan atau menghasilkan suatu gagasan produk baru atau perbaikan
terhadap produk yang sudah ada.
Analisa
pulang pokok (break event point) adalah teknik untuk menentukan
seberapa banyak satuan yang harus dijual atau seberapa banyak volume penjualan
yang harus dicapai agar tercapai posisi pulang pokok (tidak rugi tidak untung).
Selain itu, analisa pulang pokok juga adalah proses menghasilkan informasi yang
mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai
tingkat produksi. nalisa pulang pokok umumnya terdiri dari refleksi,
pembahasan, pertimbangan dan pembuatan keputusan relatif terhadap 7 unsur
pokok. Masing-masing unsur dan definisinya adalah sebagai berikut:
1. Biaya tetap
Biaya tetap adalah pengeluaran yang
diadakan oleh generasi tanpa melihat jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari
biaya tetap adalah pajak tanah, pemeliharaan bangunan, pengeluaran untuk bunga
pada uang yang dipinjam untuk membiayai pembelian peralatan.
2. Biaya variabel
Biaya vaiabel adalah pengeluaran yang
berfluktuasi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya variabel
adalah biaya pembunkusan produk, biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat
produk, biaya yang berkaitan dengan pembungkusan produk untuk dikapalkan.
3. Biaya total
Biaya total adalah total biaya total
dan biaya variabel yang berkaitan dengan produksi.
4. Pendapatan total
4. Pendapatan total
Pendapatan total adalah semua nilai
rupiah penjualan yang terakumulasi dari penjualan produk. Sesungguhnya
pendapatan total meningkat ketika lebih banyak produk yang terjual.
5. Keuntungan
Keuntungan didefinisikan sebagai
jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dari produksi barang yang
dijual.
6. Kerugian
Kerugian adalah jumlah biaya total
produksi barang yang melebihi pendapatan total yang diperoleh dari penjualan
barang tersebut.
7. Titik pulang pokok
Titik pulang pokok didefinisikan
sebagai situasi di mana pendapatan total organisasi sama dengan biaya totalnya;
organisasi hanya memperoleh pendapatan yang hanya cukup untuk menutupi
biaya-biayanya. Perusahaan tidak mendapatkan keuntungan maupun tidak mengalami
kerugian.
Tiga
kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut McClelland
yaitu:
1.
Kebutuhan
untuk berprestasi (n-ACH) n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu
karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan
tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan
perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap
prestasinya tersebut.
2. Kebutuhan
untuk berafiliasi (n-Afil) Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI)
Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang
ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang
erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang
mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang
memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa
kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan
mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.
3. Kebutuhan
untuk berkuasa (n Pow) Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan
kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu
cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau
suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain.
Sumber daya
manusia merupakan faktor produksi yang harus ada dan relatif lebih penting bagi
organisasi, karena hampir seluruh kegiatan operasional organisasi dilakukan
oleh manusia. Pencapaian tujuan organisasi sangat bergantung pada kualitas
sumber daya manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas,
organisasi harus merancang sistem pengadaan karyawan yang tepat, salah satunya
adalah dengan mengadakan proses seleksi. Setelah proses seleksi selesai dilakukan,
organisasi perlu menempatkan para calon karyawan yang telah diterima pada
jabatan-jabatan yang dibutuhkan organisasi dan sesuai dengan kemampuan mereka
masing-masing, sehingga para calon karyawan tersebut dapat bekerja dengan
maksimal.
Seleksi
adalah suatu rekomendasi atau suatu keputusan untuk menerima atau menolak
seseorang calon untuk pekerjaan tertentu berdasarkan suatu dugaan tentang
kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk menjadi tenaga kerja yang berhasil
pada pekerjaannya.
Langkah-langkah
penyediaan sumber daya manusia :
1.
Perekrutan
karyawan
Penarikan
tenaga kerja adalah langkah pertama di dalam menyediakan sumber daya manusia
bagi organisasi kewiraswastaan setiap kali terdapat posisi yang kosong.
2.
Seleksi
calon karyawan
Seleksi
tenaga kerja adalah penyaringan awal dari calon sumber daya manusia yang
tersedia untuk mengisi suatu posisi. Tujuannya adalah untuk memperkecil hingga
jumlah yang relatif sedikit calon karyawan dari mana seseorang akhirnya akan
disewa.
3.
Pelatihan
karyawan
Pelatihan karyawan
adalah keterampilan yang diajarkan pihak perusahaan kepada karyawannya.
4.
Penilaian
hasil kerja
Penilaian
tentang hasil kerja yang telah dilakukan oleh karyawannya, apakah sesuai dengan
yang diharapkan atau belum.
Perusahan-perusahaan
dewasa ini telah cukup banyak menggunakan jasa psikolog untuk membantu merekan
menyeleksi tenaga kerja. Penggunaan pemeriksaan psikologis atau psikotes mulai
banyak dikenal pada permulaan tahun 60-an. Di Indonesia proses penerimaan
tenaga kerja berlangsung dalam 2 tahapan yang besar yaitu pencarian calon
tenaga kerja dan seleksi calon tenaga kerja.
1.
Tahap pencarian calon tenaga kerja.
Pada tahap
ini diusahakan agar jumlah calon tenaga kerja terkumpul cukup banyak sehingga
dapat dilakukan seleksi yang baik. Makin banyak calon tenaga kerja, makin
banyak kemungkinan mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi persyaratan
perusahaan.
2.
Tahap seleksi calon tenaga kerja
Proses
seleksi calon tenaga kerja diperusahaan di Indonesia bervariasi.
Namun secara garis besar seleksi berlangsung sesuai dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut :
a.
Seleksi
surat-surat lamaran
b.
Wawancara
awal.
c.
Ujian,
psikotes, wawancara. Tahap ini dapat dibagi dalam 3 subtahap yaitu (a) ujian:
calon mendapat ujian tertulis tentang pengetahuan dan keterampilannya dengan
pekerjaan yang dilamar. (b) psikotes: calon dievaluasi secara psikologi, yang
meliputi pemberian tes psikologi secara kelompok atau klasikal dan secara
perorangan dan wawancara. (c) wawancara: calon diwawancarai oleh pemimpin unit
kerja yang memerlukan tenaganya. Disini calon diwawancarai oleh atasan dari
jabatan yang akan ia duduki jika diterima. Atasan dapat melihat sejauh mana
pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki calon tentang pekerjaan yang
ia lamar. Dalam tahap tiga ini dapat terjadi bahwa para calon mengikuti semua
subtahap atau hanya mengikuti subtahap berikutnya kalau dinilai memuaskan pada
subtahap sebelumnya.
d.
Penilaian
akhir. Pada tahap ini hasil-hasil dari tahap sebelumnya dinilai secara
keseluruhan untuk sampai diambil keputusan akhir calon mana yang akan diterima
atau ditolak. Para calon yang diterima kemudian diminta untuk dites
kesehatan umumnya. Hasil tes kesehatan ini dan hasil-hasil dari tahapan
sebelumnya kemudian digunakan sebagai dasar penerimaan atau penolakan calon.
e.
Pemberitahuan
dan wawancara akhir. Hasil penilaian pada tahap 4 diberitahukan kepada para
calon. Wawancara akhir dilakukan pada calon yang diterima, kemudian diterangkan
tentang berbagai kebijakan, terutama yang menyangkut kebijakan dalam bidang
SDM, seperti gaji dan imbalan lainnya. Jika calon tenaga kerja menyetujuinya,
ia dapat diterima pada perusahaan.
f.
Penerimaan.
Dalam tahap ini para calon tenaga kerja mendapat surat keputusan diterima
kerja pada perusahaan dengan berbagai persyaratan kerja. Ada kalanya
tenaga kerja diminta untuk menandatangani sebuah kontrak kerja.
Sedangkan
untuk para karyawan baru, para karyawan baru yang telah selesai menjalankan
program seleksi harus segera mendapatkan tempat pekerjaan yang sesuai dengan
bakat dan keahlian yang dimilikinya. Salah satu fungsi MSDM untuk mengurus hal
ini adalah placement atau penempatan karyawan.